Perompakan di Asia Tenggara Meningkat Tajam
Perompakan
kapal di Asia Tenggara meningkat tajam dalam kurun 2009-2010.
Indonesian National Shipowners Association (INSA) mendata angka
perompakan di Asia Tenggara merupakan yang tertinggi di dunia. Pada 2009, terjadi 72 perompakan, sementara pada 2010 menjadi 119 perompakan.
"Pada tahun 2010, di Asia Tenggara meningkat menjadi 119 perompakan. Selat Malaka dan Perairan Riau merupakan perairan paling rawan perompakan di Asia Tenggara," kata Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, dalam seminar "Keamanan Maritim" di Jakarta, Selasa (13/11).
Di Asia Selatan, jumlah pembajakan mencapai 29 kasus pada 2009 dan bertambah menjadi 44 kasus pada tahun berikutnya. Sementara itu, di Asia Timur, tercatat hanya sekali terjadi pembajakan pada 2009 dan 2010. Menurut Carmelita, di Selat Malaka dan Perairan Riau, penyelundupan kerap terjadi.
"Pada tahun 2010, di Asia Tenggara meningkat menjadi 119 perompakan. Selat Malaka dan Perairan Riau merupakan perairan paling rawan perompakan di Asia Tenggara," kata Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, dalam seminar "Keamanan Maritim" di Jakarta, Selasa (13/11).
Di Asia Selatan, jumlah pembajakan mencapai 29 kasus pada 2009 dan bertambah menjadi 44 kasus pada tahun berikutnya. Sementara itu, di Asia Timur, tercatat hanya sekali terjadi pembajakan pada 2009 dan 2010. Menurut Carmelita, di Selat Malaka dan Perairan Riau, penyelundupan kerap terjadi.
Indonesia Harus Miliki Kekuatan Udara Besar dan Handal
UNTUK
melindungi seluruh wilayah Indonesia menuntut tersedianya kekuatan yang
cukup besar dan handal, namun disisi kemampuan pemerintah serta
prioritas pembangunan nasional belum memungkinkan untuk menyediakan
tambahan anggaran.
Hal tersebut dikatakan Komandan Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pnb Muzafar, S. Sos.,MM. pada acara HUT ke-1 Skadron Udara 45 lanud Halim Perdanakusuma baru-baru ini dalam suatu upacara militer di Hanggar Skadron Udara 45, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Lebih lanjut dikatakan, dalam kenyataannya harus kita hayati secara sungguh-sungguh dan oleh karenanya program pembinaan dan pembangunan TNI AU akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan, dengan tetap harus diupayakan agar dengan kekuatan yang terbatas dapat dihasilkan kesiapan operasional yang optimal.
Hal tersebut dikatakan Komandan Skadron Udara 45 Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pnb Muzafar, S. Sos.,MM. pada acara HUT ke-1 Skadron Udara 45 lanud Halim Perdanakusuma baru-baru ini dalam suatu upacara militer di Hanggar Skadron Udara 45, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Lebih lanjut dikatakan, dalam kenyataannya harus kita hayati secara sungguh-sungguh dan oleh karenanya program pembinaan dan pembangunan TNI AU akan terus dilanjutkan sesuai kemampuan, dengan tetap harus diupayakan agar dengan kekuatan yang terbatas dapat dihasilkan kesiapan operasional yang optimal.
Masih Pentingkah Peran AWACS Untuk Perang Udara Masa Kini?
Apakah perang udara masa depan yang melibatkan pesawat generasi ke-5
seperti F-22 dan F-35 masih memerlukan kehadiran AWACS (radar terbang)? foto : angkasa.co.id |
Dari berbagai sumber USAF diketahui bahwa dengan kecanggihan pesawat generasi kelima maka kebutuhan akan AWACS (Airborne Warning and Control System) lebih kecil. Apalagi sistem perang udara lawan juga dirancang untuk menghancurkan radar terbang lawan. Dalam latihan perang di Nellis AFB yang berlokasi di atas gurun Nevada ditemukan fakta bahwa pesawat AWACS yang ditempatkan ratusan mil di belakang garis pertempuran tidak bisa memberikan gambaran menyeluruh tentang ancaman pesawat lawan sebaik gambaran ancaman udara yang dihasilkan dari sensor pesawat F-22.
Bertempur dengan pesawat generasi keempat masih sangat membutuhkan kehadiran pesawat AWACS untuk mendapatkan informasi “Situation Awareness” (Kewaspadaan Situasi) di atas medan perang. Namun dengan kemajuan sensor pesawat generasi kelima seperti F-22 dan F-35 maka kebutuhan bantuan informasi tersebut sangat berkurang. Memang kehadiran AWACS masih tetap membantu meningkatkan kewaspadaan, namun dalam situasi dimana sistem lawan juga bertambah canggih maka AWACS terkadang tidak bisa tersedia karena terlalu berisiko.
Baca selengkapnya »
Rusia Siap Bantu Indonesia Rancang Tank Ringan
Rusia siap membantu Indonesia dalam merancang tank ringan.
"Indonesia tertarik dalam merancang tank ringan. Tentu saja, kami bisa
membantu," kata Nikolai Dimidyuk, Direktur Rosoboronexport untuk urusan
khusus, kepada media lokal, Senin waktu setempat.
Sebagai langkah pertama, menurut Dimidyuk, akan diadakan pertemuan desainer dari dua negara di kota Ural Selatan Kurgan, di mana pabrik mesin Kurganmashzavod diharapkan menjadi tempat konstruksi dan perancangan.
"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana," kata Dimidyuk, seperti dikutip kantor berita Interfax.
Tank IFV (Infantry Fighting Vehicles) Produksi Kurganmashzavod |
Sebagai langkah pertama, menurut Dimidyuk, akan diadakan pertemuan desainer dari dua negara di kota Ural Selatan Kurgan, di mana pabrik mesin Kurganmashzavod diharapkan menjadi tempat konstruksi dan perancangan.
"Membangun kendaraan lapis baja bukan bisnis sederhana," kata Dimidyuk, seperti dikutip kantor berita Interfax.
Baca selengkapnya »
Panser Terrex Riset Selanjutnya PT. Pindad...??
Awalnya
adalah foto spyshot yang muncul di salah satu forum populer yang
membahas kemiliteran, sehari sebelum pelaksanaan IDAM 2012. Dalam
foto yang dipotret salam satu member forum dan menyebar ke dunia maya,
terlihat satu truk trailer mengangkut sebuah ranpur yang ditutupi terpal
hijau. Bak seorang putri, hanya bagian depan dan kaki-kakinya yang
tersingkap, menyisakan misteri ranpur apakah gerangan?
Karena berbarengan dengan pelaksanaan IDAM, serta gossip bahwa Pindad akan menghadirkan 4 jenis ranpur terbaru, spekulasi pun menyeruak. Apakah itu salah satu dari Tarantula, versi lokal dari Daewoo Infracore Black Fox yang akan diadopsi menjadi panser kanon dengan kubah CSE 90 buatan CMI? Apalagi sosok ranpur seksi di balik terpal tersebut menampakkan kubah, jadi ada harapan kalau itu memang panser kanon.
Kendaraan Tempur yang didudga Panser Terrex Melalui Jalan TOL foto : Jojocircus / Formil Kaskus |
Karena berbarengan dengan pelaksanaan IDAM, serta gossip bahwa Pindad akan menghadirkan 4 jenis ranpur terbaru, spekulasi pun menyeruak. Apakah itu salah satu dari Tarantula, versi lokal dari Daewoo Infracore Black Fox yang akan diadopsi menjadi panser kanon dengan kubah CSE 90 buatan CMI? Apalagi sosok ranpur seksi di balik terpal tersebut menampakkan kubah, jadi ada harapan kalau itu memang panser kanon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar